Rabu, 13 Juni 2012

Soekarno Tetap Berdiri Kukuh!


7 Kali Ingin Dibunuh, Soekarno Tetap Berdiri Kukuh

Presiden pertama Indonesia, Soekarno/indocropcircles
 Bulan Juni selain jadi bulan kelahiran Pancasila, juga merupakan bulan kelahiran Presiden pertama Indonesia, Soekarno (6 Juni 1901). Sang Bapak Pendiri Bangsa ini memang mempunyai kharisma yang memukau banyak orang, bahkan pemimpin dunia lainnya.

Namun, tahukah kamu bila selama memerintah, telah terjadi 6 kali percobaan pembunuhan pada Presiden pertama Indonesia ini? Ya, tepatnya selama kurun 1950 sampai 1965. Peristiwanya sebagai berikut.




1. Penggranatan di Cikini

Terjadi pada tanggal 30 Nopember 1957 di Cikini. Saat itu Bung Karno menghadiri peringatan ulang tahun Yayasan Perguruan Cikini. Guntur dan Megawati adalah murid SD Yayasan Perguruan Cikini.

Bung Karno sempat meninjau berkeliling sekitar 25 menit, dan ketika pulang tiba-tiba terdengar ledakan hebat, yang belakangan adalah ledakan granat yang dilempar dari sekitar sekolah. Para pelakunya Juyuf Ismail, Saadon bin Mohammad, Tasrif bin Husein, dan Moh Tasin bin Abubakar berhasil dibekuk dan di hadapkan ke pengadilan militer. Mereka di jatuhi hukuman mati pada 28 April 1958.




2. Penembakan dengan Pesawat MIG-17 ke Istana Negara

Pada tanggal 9 Maret 1960, Bung Karno sedang berada di Istana Merdeka. Sebuah pesawat terbang MIG 15 terbang rendah dan meluncurkan roket tepat mengenai Istana Merdeka. Namun, Tuhan telah menggerakkan tangan-Nya untuk melindungi Bung Karno.

Letnan Penerbang Daniel Maukar--pilot pesawat--mendaratkan pesawatnya di persawahan daerah garut karena kehabisan bahan bakar. Ia kemudian dijatuhi hukuman mati, tetapi sebelum sempat menjalani hukumannya, Bung Karno mengumumkan amnesti umum terhadap PRRI/PERMESTA, termasuk kepada sang pilot, Daniel Maukar



3. Usaha penembakan dalam acara Idhul Adha

Pada tanggal 14 Mei 1962, saat orang-orang mukmin termasuk Bung Karno sedang berjajar dalam shaf hendak mealksanakan Sholat Iedul Adha dengan mengambil tempat di lapangan rumput antara Istana Merdeka dan Istana Negara, tiba-tiba terdengar tembakan pistol bertubi-tubi diarahkan kepada Bung Karno dari jarak 4 shaf dibelakangnya.

Ketika diperiksa, penembak mengaku melihat Bung Karno yang dibidiknya menjadi dua orang , sehingga bingunglah ia hendak menembak yang mana. Tembakannya meleset tidak mengenai Bung Karno yang menjadi sasaran, sebaliknya menyerempet bahu Ketua DPR Zainul Arifin dari NU yang mengimami shalat.


Orang tersebut divonis mati, tetapi ketika disodorkan kepada Bung Karno untuk membubuhkan tandatangan untuk di eksekusi, Bung Karno tidak sampai hati untuk merentangkan jalan menuju kematiannya, karena ia berpikir bahwa pembunuh sesungguhnya ada orang-orang terpelajar yang menjadi otak perbuatan itu.


Seorang kiai yang memimpin pesantren di daerah Bogor, H. Moh Bachrm, dituduh mengatur rencana tersebut. Setelah meletus G30S, tempat tahanannya dipindahkan dari RTM ke Penjara Salemba berbaur dengan ribuan tahanan G30S. ditempat itu juga ditahan seorang kapten CPM yang pernah menginterograsinya.


Haji Moh. Bachrum menyangkal semua tuduhan. Sikapnya terhadap tahanan G30S, sangat baik dan selama di Salemba, ia ditunjuk mengimami sembahyang berjamaan yang diikuti oleh semua tahanan yang beragama Islam yang diselenggarakan di lapangan penjara. Ia bebas lebih cepat dari pada para tahanan G30S, karena dianggap berkelakuan baik.



4. Pencegatan Rajamandala

April 1960. Perdana Menteri Uni Soviet saat itu, Nikita Kruschev mengadakan kunjungan kenegaraan ke Indonesia. Dia menyempatkan diri mengunjungi Bandung, Yogya dan Bali. Presiden Soekarno menyertainya dalam perjalanan ke Jawa Barat.

Tatkala, sampai di Jembatan Rajamandala, ternyata sekelompok anggota DI/TII melakukan penghadangan.  Beruntung pasukan pengawal presiden sigap meloloskan kedua pemimpin dunia tersebut.



5. Granat Makassar

7 Januari 1962. Presiden Soekarno tengah berada di Makassar. Malam itu, ia akan menghadiri acara di Gedung Olahraga Mattoangin. Ketika itulah, saat melewati jalan Cendrawasih, seseorang melemparkan granat. Granat itu meleset, jatuh mengenai mobil lain. Soekarno selamat. Pelakunya Serma Marcus Latuperissa dan Ida Bagus Surya Tenaya divonis hukuman mati.


6. Penembakan Mortir Kahar Muzakar

1960-an. Presiden Soekarno dalam kunjungan kerja ke Sulawesi. Saat berada dalam perjalanan keluar dari Lapangan Terbang Mandai, sebuah peluru mortir ditembakkan anak buah Kahar Muzakkar. Arahnya kendaraan Bung Karno, tetapi ternyata meleset jauh. Soekarno sekali lagi, selamat.


7. Granat Cimanggis

Desember 1964. Presiden Soekarno dalam perjalanan dari Bogor menuju Jakarta. Rombongannya membentuk konvoi kendaraan. Dalam laju kendaraan yang perlahan, mata Soekarno sempat bersirobok dengan seorang lelaki tak dikenal di pinggir jalan.

Perasaan Soekarno kurang nyaman. Benar saja, lelaki itu melemparkan sebuah granat ke arah mobil presiden. Beruntung, jarak pelemparannya sudah di luar jangkauan mobil yang melaju. Soekarno pun selamat.






Sumber:

merdeka.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar